Social Icons

Pages

Tuesday, September 27, 2011

Kebahagiaan Tidak Bersifat Sama

Sering tak dapat kita sadari bahwa waktu berlalu begitu saja, entah itu dimaknai dengan hal-hal yang indah, atau kita hanya melaluinya dengan segelintir tawa palsu yang hendak tumbuh pada setiap sisi manusia yang tak dapat mensyukuri segala yang telah didapatkan atas pencariannya selama ini. Tuntutan demi tuntutan selalu menghantui setiap makhluk bernyawa, seperti halnya bernafas, kita tidak pernah tahu kapan udara yang dihirup itu begitu nikmat terasa, atau bahkan terabaikan begitu saja meskipun proses ekskresi yang lainnya terasa berbeda.
Berjalan kesana - kemari demi mencari hal yang baru, sehingga menemui titik jenuh atas pencariannya. Makna yang terkandung selama ini seakan hilang, tak meninggalkan bekas arti yang mungkin dahulu dirasa indah. Kemana kebahagiaan yang sekarang kita cari itu tertuju? Apakah langkah yg kita jajaki itu sudah benar mengarah ke jalan itu? Atau bahkan kita hanya berjalan dan berharap menemui titik temu dimana kebahagiaan itu dirasa cukup untuk mewakilkan hasil dari pencarian itu? Kompleks, benar-benar kompleks!
Bagai sebuah miniatur yang terombang-ambing fikiran atas dasar serta awal mulanya berbagai hal bersumber, dengan mempercayai teori sebab - akibat, serta menganut faham atau dogma yang selama ini tertanam dalam diri kita masing-masing. Semua seakan abstrak ketika berbicara tentang kebahagiaan. Bagaimana mungkin rasa rindu yang menyiksa itu dikatakan sebuah kebahagiaan? Dan bagaimana pula kita dapat menikmati proses tentang pencarian yang tak kunjung menemui titik akhir.
Lalu sebenarnya kita mencari apa dalam konteks "kebahagiaan" itu? Sebuah hal semu yang kita rasakan? Atau pembatasan diri tentang pencarian itulah yang kita namakan sebuah proses? Bergelut di dunia yang penuh canda ini merupakan sebuah hal yang dapat menguras fikiran jika tanpa pembatasan akan konteks yang sedang dilalui, karena jika tidak, kebahagiaan yang kita cari itu akan terus bersifat subjektif. Kita tidak bisa terus menerus berfikir kognitif karena banyak sekali lawan main yang kita jumpai di panggung sandiwara ini. Mereka yang ada, bukanlah miniatur yang bisa selalu kita gerakkan sesuai dengan apa yang kita mau, bahkan mereka pun bisa menjadi kognitif terhadap diri kita. Kita yang menyesatkan jalan dengan fikiran-fikiran kita sendiri.
Kebahagiaan itu relatif, Kebahagiaan itu tidak bersifat sama, juga tidak pernah akan abadi.
Seperti halnya keindahan, yang akan memudar seiring pergantian waktu
Dan mereka yang sukses merealisasikan impiannya menjadi sebuah kebahagiaan, merupakan orang-orang yang mampu menahan segala bentuk egosentrisme dalam kehidupan ini.

Tuesday, August 2, 2011

Kehadirannya part II ..

mata mencuri sebuah hal yang indah untuk dilihat
semua terlihat begitu semu, dan tak seorangpun tahu
hal lain tak tersentuh, begitu mengutarakan mereka mengerti
tak selalu benar yang terasa, tak selalu tepat yang terucap
karena begitu, mereka tersenyum, mereka tertawa

ada duka, ada kebahagiaan, ada pertemuan, ada perpisahan
semua terjadi begitu saja, meninggalkan luka
tidak semua mereka sadari, apalagi tentang rasa sakit
mungkin mereka begitu, karena mereka menginginkannya
menjadi sebuah nilai dalam menjajaki langkah di dalam sana

segala bentuk kehadiran, adalah sebuah potensi
potensi dimana menjadi yang diinginkan, dan tidak diharapkan
andai mereka mengerti bahwa warna tak selamanya indah
untuk apa mereka membandingkan semua itu
selalu ada hal yang lebih baik saat itu menjadi baru

begitulah pasang surut, roda perputaran, dan warna kehidupan
tetapi duka lama tampak redup ketika kembali melihat mata yang tercuri saat itu
indah terasa, senyumannya, hangatnya, juga perhatiannya
semua seakan mengalihkan segalanya
yang tadi itu duka, berubah menjadi tawa

seakan menghapus semua duka, mungkin ini yang kedua
normal ketika itu dilewati biasa, dan yang baru menjadi lebih berarti
entah mengapa, mungkin baru mengalaminya, atau memang lupa pernah merasakan itu
yang jelas, membahagiakan, sungguh membahagiakan
mungkin waktu yang akan menjawab ini

semoga kebahagiaan ini tak hanya berlaku dalam hari-hari ini saja
berlanjut hingga sampai terlihat sebuah gerbang ..
yang diharapkan dapat dilalui bersamanya
sehingga semua itu menjadi indah
dan yang indah, ketika semua dimulai dari nol.

Thursday, July 7, 2011

Warna Bayangan Kehidupan

Sorot sinar Matahari mengingatkan kita pada bayangan yang selalu ada di belakang kita, pertanda bahwa apa yang telah dilalui, adalah sebuah pembentukan siapa diri kita. melihat dari sisi seperti itu tentu akan terlihat kabur, tanpa warna, dan hanya terlihat sisi bentuk serta tak terlihat keseluruhan dari isi-isinya. Warna, sebagai analoginya, merupakan isi dari warna-warna yang ada di kehidupan kita, ketika bayangan itu telah membentuk siapa diri kita, maka warna itu juga yang memperjelas siapa diri kita sebenarnya, meskipun warna itu hanya bisa terlihat oleh diri kita sendiri.
Kita sebagai makhluk kompleks tentu selalu mengingat apa yang telah kita lalui, terlepas itu manis ataupun pahit, tetapi itulah diri kita. Warna-warna lain juga sering kita jumpai, terlebih lagi ketika kita berinteraksi sebagai makhluk sosial yang tak bisa terpisahkan dengan kebutuhan berkomunikasi.
Secara gamblang, kita lebih mudah untuk mengingat hal buruk yang pernah terjadi, terlebih lagi ketika ada luka yang tertanam di dalam diri kita, baik itu kita sendiri yang menimbulkan goresan itu, ataupun orang-orang yang pernah berada di sekitar kita.
Hal buruk seringkali erat dengan rasa sakit, dan banyak sekali manusia yang tersesat dalam rasa ini. Akan menjadi sebuah kontradiksi ketika membicarakan keikhlasan, kesabaran, dengan rasa sakit. Perlu diketahui, ketika kita berbicara tentang ikhlas ataupun sabar, maka kita sudah tidak perlu terpusingkan rasa sakit yang pernah kita lalui.
Ketika ini semua berhubungan dengan konsekuensi atas langkah yang telah kita pilih, seringkali kita mengacungkan dan menunjukkan jari kita ke arah depan tanpa melihat cermin sebelumnya, yang berarti kita mempersalahkan sesuatu, bahkan seseorang atas rasa sakit yang kita terima, tetapi nyatanya kesalahan itu berasal dari perbuatan kita sendiri, itulah manusia.
Hal seperti ini merupakan contoh-contoh dari warna yang ada di kehidupan kita, yang sebelumnya hanya sebuah bayangan, maka dengan warna ini kita mengenal seperti apa diri kita. Ketika kita bertemu dengan manusia-manusia lainnya, benarkah kita dapat saling memahami seperti apa yang sering kita ucapkan?

Sunday, June 12, 2011

Sedikit Kupasan Tentang Sebuah Hubungan "Adam-Hawa"

Unik sekali rasa yang ditimbulkan jika sudah berkaitan dengan lawan jenis. Cinta, sayang, benci, memiliki, keegoisan, kecewa, ikhlas, dsb. untuk memulai sebuah hubungan dengan lawan jenis, ditekankan bagi setiap insan agar selalu siap menjalani setiap konsekuensinya, karena lawan jenis kita bukanlah mimpi yang kita ciptakan sendiri. Perasaan yang kita miliki itu memiliki lawan kata, seperti misal rasa sayang, kecewa, tetapi tidak untuk cinta, cinta tak memiliki lawan kata, cinta itu mutlak.
Tetapi dalam sebuah hubungan, tidak cukup dengan hanya itu, ada banyak gangguan-gangguan dalam meraih mimpi kita sndiri, siapa yang tidak dapat bertahan, dialah yang tersingkir, dan terkadang, keretakan dalam sebuah hubungan itu bersumber oleh ulah tangan kita sendiri, bodohnya, kita sering melakukan pembenaran atas semua itu. Memang, dalam setiap perkataan yg dilontarkan, yang terpenting itu adalah pembenaran, tapi tidak semua pembenaran dapat dilakukan dalam setiap kondisi.
Jangankan masalah orang ketiga, kepekaan pun menjadi sebuah masalah ketika itu dipertanyakan, sehingga terjadilah sebuah penghitungan perbuatan. Padahal, orang tua kita tidak pernah mengajarkan kita untuk peka, dan ingatlah bahwa pasangan kita itu seorang manusia, bkn mimpi yg kita ciptakan. Jadi untuk apa kita mengharapkan kepekaan, inti dari sebuah hubungan itu adalah komunikasi, apa salahnya kita membicarakannya? Bukan malah meributkannya.
Dan tibalah sebuah keretakan itu dimulai, setelah muncul perbandingan (orang ke 3), yg secara posisi jauh lebih baik daripada pasangan kita,tapi perlu diketahui, bahwa itu dapat diistilahkan sebagai sebuah kabut, yang menghalangi pandangan kita terhadap pasangan. bagaimana tidak? pasangan kita sedang diributkan, secara bersamaan orang ketiga, keempat, dsb itu sedang tampil se-sempurna mungkin. Menariknya, orang ketiga, keempat dsb itu akan merasa diatas angin dengan keributan yang terjadi, yang ia harapkan adalah sebuah perpecahan terjadi. Walaupun ia sering mengeluarkan kata-kata bijak, dan sering menenangkan kita, tetapi dalam hatinya ia selalu berharap kita dapat melepas pasangan kita. Tetapi sayangnya, saat hubungan dengan pasangan mulai membaik, ia (org ketiga, keempat dsb) tak lebih dari sekedar org yg "terbuang".

Out of love .. sacrifice is born, hate is born .. and we are all able to know PAIN

Permasalahan tidak hanya muncul dengan keberadaan orang ketiga, permasalahan seperti ini hanya muncul bagi mereka yang kurang bisa menahan diri akan gangguan yang melanda.
Kita yang menentukan pilihan bagi kita sendiri, seharusnya kita dapat melakukan hal-hal yang membawa pada sebuah kebaikan, dengan tidak menciptakan rasa sakit baru, terlebih lagi bagi orang lain.

Saturday, March 26, 2011

Tentang Zaman

Entah sudah berapa kali dunia ini berganti zaman, kitab suci menamakan yang sekarang ini adalah akhir zaman, yang dimana nanti bumi dan seluruh alam semesta akan dihancurkan oleh Sang Pencipta. Hal seperti ini merupakan rahasia besar yang tidak dapat diduga dengan daya nalar manusia, hanya bisa dipersepsikan tanpa dapat dipastikan kebenaran tentang kepastiannya.
Melihat realita pada tingkah laku manusia zaman sekarang, sepertinya kata "kemajuan zaman" hanya tersurat sebagai kata-kata dan simbol angka yang terus bertambah. Kenyataannya, perilaku yang dilakukan manusia sekarang juga pernah dilakukan oleh manusia-manusia sebelum kita dilahirkan. Ambigu jika kemajuan zaman ini dikatakan kemunduran zaman, karena zaman sekarang tidak dapat disamakan dengan zaman-zaman tertentu, hanya saja ada perilaku yang kembali seperti manusia di zaman dahulu.
Zaman sekarang ini, dimana kesalahan dibenarkan, dan kebenaran disalahkan. Kata "kemanusiaan" hanya sebatas wacana, tafsir-tafsir kitab suci disalahartikan, kerukunan antar umat beragama sudah memudar, pasangan sesama jenis semakin terang-terangan, faham atheis dijadikan trend, dan yang lebih parah lagi saat semua hal ini dibicarakan selalu terbentur dengan kalimat "HAK ASASI MANUSIA".
Kemajuan zaman bukan berarti kemajuan terhadap sebuah peradaban, dengan teknologi yang mutakhir, dan juga fasilitas yang disediakan menjadikan manusia-manusia semakin arogan, dan lebih mengedepankan hak daripada kewajibannya.
Mungkin bagi mereka, berdoa lewat media dianggap lebih baik daripada mengucapkannya secara langsung, telefon genggam lebih dahulu dipegang daripada membaca doa saat baru bangun dari tidur, apa pertanda dari fenomena-fenomena ini?
Apapun itu, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, tidak membuat manusia-manusia menjadi "buta" akan kesadaran dirinya sebagai insan yang selalu memiliki batasan dan mudah terluka dalam setiap langkahnya.

Tuesday, January 25, 2011

Pasang Surut

Udara malam ini terasa menusuk hingga ke tulang, cuaca semakin tidak menentu saja, sedikit cemas jika terus seperti ini, tapi selalu aku fikirkan agar waktu tidak terbuang dengan sia-sia, dan sebisa mungkin aku buat karya. Rindu sekali aku untuk menulis kembali, dan benar saja, ketika membuka kembali blog ini, terakhir aku menulis disini itu sekitar Juni 2010, lalu 6 bulan kemarin kemana saja ??
sebenarnya banyak sekali cerita yang ingin aku ceritrakan, banyak sekali syair yang ingin aku rangkai, mudah-mudahan di lain waktu aku bisa menuliskannya disini.
Pasang surut tentang kehidupan itu kian terasa sekarang, terlebih dengan pemikiran kita yang semakin luas, semakin kita banyak tahu, semakin bingung kita menentukan arah jalan, terlalu banyak pilihan.
dan ternyata, sekian banyak permasalahan dari seorang pria, kebanyakan pria lebih rapuh ketika ditanya soal cinta, soal wanita, terserah anda ingin mempersepsikan seperti apa, tetapi intinya salah satu faktor yang menjatuhkan seorang pria ialah wanita. Mungkin ini hanya intermezzo, agar tidak selalu cemas dalam membaca, atau jika ada yang membaca ini sedang rapuh, mungkin sedikit lega karena "penyakit" yang anda alami sekarang itu tidak hanya anda rasakan sendiri :).
begitulah yang dinamakan pasang surut, ketika kita semakin banyak mempersepsikan sesuatu, justru itulah yang menyesatkan kita. Tapi memang kita sendiri tidak dapat lepas dari fitrah kita sebagai manusia, yang selalu tidak pernah puas akan hal apapun, sehingga semua yang terjadi menjadi sebuah persepsi .. tidak ada yang melarang kita untuk berpersepsi, hanya saja, filter yang dibutuhkan dalam sebuah persepsi itu haruslah jernih, agar input yang masuk juga jernih, sehingga persepsi yang kita keluarkan itu positif, dan terlepas dari segala bentuk kecemasan ..
 
 
Blogger Templates