Social Icons

Pages

Tuesday, February 16, 2010

[cerita] Jawaban dari Sebuah Kehilangan

Mengawali hari-hari dengan berjalan tertatih, memaknai hidup dengan penuh determinasi, dan selalu berharap keberuntungan menghampiri, semuanya terasa benar, namun ketika ditunjukkan sebuah hal yang penuh romantisme, dan terlarut didalamnya, cahaya optimistis seakan terbenam ditutup aura gelap pesimistis.
Seseorang yang biasa saja, mendapatkan sebuah keberuntungan, yang dinilai tanpa melakukan banyak determinasi, hanya saja ruang berjalan dia berada di posisi yang tepat. Sisi romantisme dimulai, kemenangan demi kemenangan terus ia dapatkan, yang membedakan, kali ini ia melakukan banyak determinasi, lalu itulah yang ia dapatkan.
Hatinya sangat penuh waktu itu, diisi perasaan-perasaan yang tidak pernah ia dapatkan, ia tidak sombong waktu itu, ia sangat tulus memberi dan menerima apa yang ia miliki dan apa yang ia dapatkan.
Kehilangan, yang berasal dari kata hilang, dan konon katanya hilang itu sebenarnya tidak ada, hanya yang tidak ada itu berubah wujud, ataupun tergantikan, seperti plastik yang dibakar, sebenarnya plastik itu tidak hilang ketika dibakar, hanya saja berubah bentuk menjadi molekul-molekul yang lebih kecil, bahkan hampir tidak terlihat. Itu analoginya, hingga nanti terdapat pembenaran-pembenarannya.
Berbicara tentang kehilangan, yang paling benar adalah semua orang memiliki ketakutan akan kehilangan, apapun itu. sama seperti dia, selalu takut akan kehilangan seseorang yang ia dapatkan secara keberuntungan itu, tanpa tersadar bahwa setiap langkah dan gerak gerik memiliki konsekuensi yang beragam.
Ada awal ada akhir, ada pertemuan ada perpisahan, tak selang beberapa tahun setelah itu, dia merasakan kehilangan yang sangat dalam, yang sebenarnya bukan kehilangan ataupun hilang, tetapi pergi dan ditinggalkan, itulah kenyataannya. karena logika mengatakan seorang manusia tidak mungkin menghilang.
Sepucuk surat dimulutnya, gelang hitam ditangan kanannya, amanat yang dijaganya, serta tanggung jawab yang ditanggungnya, masih kokoh dibalik hatinya yang rapuh, hatinya yang remuk, tertinggalkan waktu, yang tak beralasan.
Saat mulai berlari, ia tak sadar jika itu jalan yang berlawanan arah, sampai kapanpun tidak akan pernah ada titik temu, namun dengan determinasi yang sangat kuat, ia yakin akan bertemu kembali dengan apa yang ia dapatkan dengan keberuntungan itu.
Sampai dimana waktu yang berbicara, yang menjawab determinasi itu, yang seakan meyakinkan dirinya bahwa determinasi itu tidak ada apa-apanya tanpa keberuntungan.
Waktu juga menyadarkan dirinya bahwa semua yang ia miliki dahulu bukanlah sesuatu yang dapat ia miliki selamanya, segala sesuatu ada pemiliknya.
Tidak ada yang hilang, namun perpisahan, selama-lamanya.
yang didapatkan dengan keberuntungan itu telah diambil oleh pemiliknya.
hanya tersisa raga, tanpa nyawa, dan tak berarti apa-apa.
namun sekarang hanya tinggal nisan, juga tangisan dari mereka yang terambil
Juga kisah, bahwa dirinya memiliki determinasi dalam pencapaian sebuah harapan, meski terlihat samar dan terkesan tidak akan mampu dilewati, tetapi determinasi itu masih hidup untuk menggerakkan dirinya bertemu harapannya, sangat disayangkan keberuntungan tidak ikut serta menghiasi determinasinya itu.
ia dapatkan sebuah jawaban, meskipun menyakitkan, namun itu adalah sebuah pencapaian dari sebuah usaha, yang setidaknya akan lebih kecewa jika ia tidak tahu alasan seseorang yang didapatkannya secara keberuntungan itu pergi meninggalkannya.
dia, makhluk dengan determinasi tinggi, tetapi rapuh ..

No comments:

Post a Comment

 
 
Blogger Templates