Social Icons

Pages

Thursday, February 4, 2010

Terjebak Wacana ..

Satu pengartian kembali didapatkan dari hasil penelusuran selama ini, tidak terlalu buruk memang, namun cukup memperjelas, apapun itu memang sebuah fakta lebih aku sukai dan akan terus aku sukai daripada sekedar wacana, bahkan banyak wacana .. Karena ternyata aku pun terjerumus didalam kata ini, sebuah perkiraan yang ternyata aku sendiri dapat mendapatkan hasil yaitu kesalahan dari hasil tafsir selama ini. Cukup miris melihat realita yang ada, dan andai saja langkahku waktu itu tidak untuk mencakup yang lebih besar lagi, tanggung jawab, disini memiliki peran penting dalam segala yang ada sangkut pautnya terhadap hidupku. Cukup untuk mengusap dada, dan lebih bersyukur karena aku tidak terjebak dalam wacanaku sendiri, mirisnya, aku terjebak wacana orang lain.
Harapanku setelah itu, hanyalah dapat membedakan dimana posisi-posisi dari sikap serta ucapan dari apa yang ada disekitarku, karena ternyata, fakta sesungguhnya telah didapatkan, bahwa apa yang dikira itu tidak selalu sesuai dengan kenyataan, dan masih banyak orang-orang yang hanya memiliki wacana untuk dijadikan modal senyuman palsu dan menaikan harkat martabat, dengan nilai-nilai yang mencelakakan keadaan, hingga menyakiti massa.
Tidak membicarakan seseorang atau satu pihak saja, tetapi lingkupnya banyak, dan aku yang berdiri kokoh yang mungkin dianggap badut oleh mereka itu telah mendapatkan apa yang aku dapat, hingga yang berlalu seperti wacana ataupun sikap yang membuat aku kokoh itu seolah hilang dengan berbagai macam ketidakadilan dalam bersosial, berbicara soal kebenaran, yang setiap saat selalu bersifat relatif, dan saat hal yang bersifat normatif selalu disangkut pautkan. Benar adanya kebenaran tidak pernah berpihak, namun kemenangan bersifat mutlak, dimana itu telah terjawab sebuah fakta yang dapat mematahkan semua teori-teori ataupun wacana yang tidak jelas.
Pembenaran adalah sesuatu yang penting dalam berwacana, namun tidak akan berarti apa-apa jika hal itu diutarakan kepada mereka yang tidak mengerti, ibarat sebuah perhatian yang dianggap sebuah pengekangan, sebuah permohonan yang dianggap sebuah pemaksaan, sebuah permintaan yang dianggap perampokan, dan sebuah pemberian dianggap pembayaran.
Kiranya kita harus dapat memilah dan memilih apapun itu, sehingga tidak terjerumus dalam suatu lembah kelam yang dapat membuat diri mengenal suatu kata penyesalan, pembacaan dan penafsiran haruslah dilakukan dengan cara yang sangat benar, pembedaan antara wacana, doa, dukungan, dan bantuan, karena semua seakan terlihat sama, tetapi faktanya dapat bersifat kamuflase. Dan untuk semuanya, semuanya, berhati-hatilah dalam lisanmu, sebelum itu menyakiti massa, menyakitimu.

No comments:

Post a Comment

 
 
Blogger Templates