Social Icons

Pages

Sunday, June 20, 2010

Mungkin Kurang Tepat Sasaran

Pola fikir yang terlalu imajiner, dan percaya terhadap sebuah pilihan, yang dirasa benar, sehingga tidak terlalu menghiraukan kondisi serta situasi yang lainnya. Skema perjalanan telah dirancang, berharap semuanya berjalan lancar, sehingga dapat memetik buah dari hasil jerih payah di setiap langkahnya. Tak pernah terfikirkan sebelumnya, bagaimana antisipasi jika tersesat di tengah jalan, atau bahkan berubah fikiran, yang hanya bermodalkan tekad dan determinasi yang tinggi, tetapi dalam hidup ini, tidak ada salahnya mencoba, apalagi itu untuk sebuah perubahan.
Mencoba mempraktekkan kepada lawan main di drama ini, tanpa ada perundingan sebelumnya, dan mengharapkan jalan ceritanya sesuai dengan alur yang telah tertulis, lalu bertemu dengan sebuah titik, titik dimana sang Sutradara kebingungan di tengah jalan cerita, karena pemainnya belum juga mengerti akan naskah yang diberikan. Mencoba membenahi kembali kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan, menanamkan kepercayaan kepada mereka, tetapi apalah daya, pemain itu belum juga mempunyai niatan untuk membuka mata dan hatinya. Karena sebuah kesalahan. Begitulah kira-kira jika hal ini diibaratkan sebuah opera.
Penyelesaian dalam hal ini masih digali, dengan mencari celah, dan waktu yang tepat, karena kegagalan dalam sebuah perencanaan akan sangat disesalkan, meskipun masih banyak kesempatan, tetapi yang sangat disayangkannya adalah ini sudah 3/4 jalan, hanya beberapa langkah lagi untuk menyempurnakan rencana itu.
Langkah demi langkah terus dijalani, tidak ada sedikitpun harapan bahwa praktek ini kurang tepat sasaran, dalam artian dengan lawan main yang kurang tepat, sehingga harus memilih kembali lawan main, dan dimulai dari awal lagi.
Tidak ada indikasi pembodohan dalam kasus ini ..
Hanya sebuah perencanaan demi sebuah perubahan ..
Dan dewasa serta bijak dalam sebuah permasalahan ..

Tuesday, April 20, 2010

Mencoba Pahami Keraguan

Pernahkah kita tersadar di setiap langkah yang kita jejakkan itu disertai dengan sebuah keraguan? Terlepas seberapa besar dan kecil sebuah keraguan itu, dengan keyakinan yang besar dapat menjadi sebuah bagian dan sekat yang berbeda. Mari fahami semua itu, karena setiap pertanyaan selalu muncul di otak kita hingga menstimulus sikap yang nantinya dimunculkan.
Keraguan itu sering muncul setiap akan melakukan aktivitas, dan timbul pertanyaan-pertanyaan di dalam diri sehingga muncul sebuah suggesti yang meyakinkan diri kita mampu ataupun tidak, tetapi jika disadari lebih dalam, tidak ada kata tidak bisa apabila mempercayai analogi segala kemungkinan itu dapat terjadi.
Benar sekali adanya, karena yang menstimulus semua itu adalah suggesti yang keluar di dalam diri kita sendiri, semua orang pasti bisa jika ia yakin bahwa ia bisa, dan semua orang pasti tidak bisa jika ia yakin tidak bisa. Dari mana tolak ukurnya? Kemampuan? Pengalaman? Pernahkah terfikir jika kemampuan dan pengalaman itu adalah hal yang telah dilakukan sebelumnya? Dengan sebuah proses pembelajaran, dan niat untuk mencobanya, sehingga muncul sebuah hasil, apapun itu. Terbayang hal yang belum pernah dilakukan? Atau bahkan masih ragu untuk mencobanya?
Meskipun sebuah keraguan itu muncul dari dalam diri, tetapi hal itu seharusnya tidak berpengaruh dalam percobaan dari sebuah proses.
Akan tetapi, berbeda kasus dengan pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang sedang dirasakan atau bahkan difikirkan, seperti "apakah dia mencintai kita?". "Apakah kita mencintainya?", segala kemungkinan selalu terkumpul di dalam otak, pertimbangan dari setiap ucapan, sikap, dan perasaan, justru itulah yang menstimulus otak kita. Timbullah sebuah persepsi, dimana hal itu diyakini untuk beberapa saat sehingga muncul keraguan-keraguan selanjutnya. Jangan pernah menganggap sepele perkara ini, karena persepsi dan suggesti dari diri sendiri juga menentukan setiap proses pencarian hasil.
Aku sendiri meyakini banyak sekali orang-orang yang diselimuti keraguan dalam setiap langkahnya, dan orang-orang yang tersesat dengan pemikirannya sendiri.
Disini aku hanya mencoba untuk memahami, bukan untuk meyakinkan orang-orang agar meragukan setiap langkahnya, tetapi perlu disadari bahwa banyak sekali hal yang lebih penting dari ini, dan karena hidup itu pilihan, hargailah setiap proses-prosesnya, karena setiap langkah yang diambil itu penuh konsekuensi, tak terlepas itu menguntungkan atau bahkan merugikan.
Yang jelas, pergunakanlah apa yang kita miliki, aku kira kapasitas organ-organ tubuh yang ada dalam diri kita, sudah lebih dari cukup untuk melakukan sebuah tindakan.

Pengabdian yang Disertai Kesederhanaan

Melenyap sekejap dari sebuah fikiran yang terus mengisi otakku, serta mengandalkan sedikit intuisi yang memang selalu dibutuhkan di berbagai aktivitas. Semua seakan nyata di ruangan tertutup itu, meski hanya selintas terdengar suara-suara berbisik dari orang-orang yang berada di ruangan itu.
Merebahkan tubuh ini begitu mahal rasanya ketika semua aktivitas tidak dirasakan dengan berlebih, lalu bisa menemukan waktu yang bisa menenangkan seluruh fikiran. Seluruh isi dari ruangan itu kutatap, tak terkecuali dengan orang-orang yang ada saat itu, tak terdengar jelas ucapan dari mulut mereka, karena menurutku tidak semua ucapan itu adalah penting, meskipun sedikit naif untuk menyadari hal ini, karena jika didengarkan dengan baik, itu semua merupakan informasi yang sangat penting, namun perhatianku tidak tertuju kesana.
Hingga aku sendiri tertegun dengan percakapan yang kudengar, tentang kesederhanaan seseorang, dengan kemampuan yang terbatas, namun ia bisa memanfaatkan seluruh waktunya untuk berarti bagi orang lain, dan tidak mengharapkan apa-apa dari apa yang telah ia lakukan, murni atas pengabdian seseorang dengan perasaan yang ia rasa.
Mengurus seseorang bukanlah hal yang sangat mudah, mengingat itu adalah orang lain, bukan anggota keluarga sendiri, dan ia mengabdi kepada seorang kakek-kakek yang telah lanjut usia, yang waktu itu sedang berbaring di ruangan Rumah Sakit, dan tidak bisa melakukan apa-apa, bahkan mengucapkan sebuah kata pun kakek itu tak sanggup, tetapi wanita itu tetap setia mengurusnya, bahkan suster Rumah Sakit itu pun kalah dengan pelayanan dan pengabdian darinya.
Keluarga dari sang kakek menyarankan agar wanita itu kembali ke Panti tempat dimana ia berasal, karena memang Dokter Rumah Sakit pun sudah tidak menyanggupi untuk menanggulangi penyakit kakek itu, namun wanita itu menolak dengan nada yang lembut, lalu mengucapkan beberapa kalimat, "saya tidak akan pulang dulu, nanti saja, saya sayang sama kakek. Saya akan pulang kalau kakek "pulang".
Aku tertegun mendengar semua kata-kata itu, mengingat wanita itu bukanlah siapa-siapa bagi keluarga sang kakek, hanya seorang pekerja yang ditugaskan mengurus kakek keluarga itu. Tetapi kesederhanaan dan pengabdian yang diberikan begitu besarnya, hingga ia rela menghabiskan banyak waktunya untuk mengurus kakek itu.
Mataku berkaca-kaca setelah kalimat itu terucap, aku berfikir di dunia ini masih banyak orang-orang yang baik, orang-orang yang perduli terhadap orang lain, orang yang kurang mampu tetapi bisa memperkaya dirinya dengan memberi arti dan pengabdian. Bertolak belakang sekali dengan realita yang ada di kota-kota besar, termasuk kota yang aku singgahi sekarang, tempat dimana aku dilahirkan.
Fenomena ini begitu membuat aku tersadar akan banyak hal, dan mempertegas bahwa materi bukanlah segalanya, kebutuhan tidaklah selalu menjadi tuntutan, dan dengan kesederhanaan, hal sekecil apapun bisa menjadi sebuah hal yang sangat besar.
Semoga saja kedepannya aku dapat bertemu lagi dengan fenomena-fenomena seperti ini, dan bahkan aku sendiri yang membuat fenomena itu.

Semoga saja ..

Tuesday, March 9, 2010

Kontradiksi Akal dan Fikiran

Sekejap datang, dan tak pernah ingin pergi, selalu menjadi kontradiksi di dalam fikiran, apakah sebenarnya yang telah terjadi? Semuanya berjalan sesuai poros, alur yang telah tertuliskan, serta drama yang dimainkan oleh beberapa aktor yang terlibat.
Sampai dimana titik akhir, serta sebuah pencapaian telah dirasakan, tanpa diketahui sebelumnya bahwa yang terjadi harus seperti itu, dengan melewati berbagai jalan yang tidak terduga sebelumnya.
Kemanapun angin berhembus, disitulah tanda kehidupan, karena masih merasakan angin tersebut berhembus, air yang mengalir seakan tidak pernah perduli, atau bahkan manusia-manusia itu yang tidak menghiraukannya.
Sesuatu yang telah didapat, ternilai selalu kurang, ingin melebihi dari pencapaian tersebut, itulah kontradiksi.
Dimana fikiran dan hati tidak dapat dicampurkan, seperti minyak dan air, sulit untuk menyatu, sulit disini bukan berarti tidak bisa. Dalam kehidupan kita mengenal segala kemungkinan dapat terjadi.
Mengenal sebuah kontradiksi, dimana itulah sebenarnya proses pendewasaan. Ketidaksesuaian antara fikiran serta hati dapat terasa ketika sebuah proses atau praktek pencarian fakta dilakukan, dimana tersimpan keraguan, ketidakyakinan akan sesuatu, atau bahkan spirit yang menggebu-gebu.
Sering sekali manusia melakukan sesuatu, tanpa menyadari bagaimana pandangan ataupun perasaan manusia lainnya, dan ketika dalam penuntutan sebuah hak itu bersinggungan dengan hak-hak manusia lainnya. Disinilah fungsi otak dari seorang manusia, digunakan untuk berfikir. Pergunakanlah apa yang telah diberikan, manfaatkan apa yang telah didapat, dan fikirkan fungsi dari itu semua guna mempermudah segala hal. Karena sering manusia itu kebingungan dengan fikiran dan logikanya sendiri, sehingga selalu menilai segala sesuatu itu tidak pernah cukup.
Ketidakpuasan dalam diri bisa dikikis dengan sebuah sikap yang selalu mensyukuri dalam mendapatkan apapun, ketika kita mendapatkan sesuatu, anggaplah itu sebuah hadiah, dan jangan sekali-kali hadiah itu dijadikan sebuah tujuan, karena sampai kapanpun tidak akan pernah didapatkan arti dari hadiah tersebut jika itu dijadikan sebuah tujuan.

Setiap manusia memiliki akal dan fikiran,
tetapi tidak semua manusia selalu menggunakannya
dan mereka yang maju adalah mereka yang menggunakan akal dan fikiran sebaik-baiknya.

Tuesday, February 16, 2010

[cerita] Jawaban dari Sebuah Kehilangan

Mengawali hari-hari dengan berjalan tertatih, memaknai hidup dengan penuh determinasi, dan selalu berharap keberuntungan menghampiri, semuanya terasa benar, namun ketika ditunjukkan sebuah hal yang penuh romantisme, dan terlarut didalamnya, cahaya optimistis seakan terbenam ditutup aura gelap pesimistis.
Seseorang yang biasa saja, mendapatkan sebuah keberuntungan, yang dinilai tanpa melakukan banyak determinasi, hanya saja ruang berjalan dia berada di posisi yang tepat. Sisi romantisme dimulai, kemenangan demi kemenangan terus ia dapatkan, yang membedakan, kali ini ia melakukan banyak determinasi, lalu itulah yang ia dapatkan.
Hatinya sangat penuh waktu itu, diisi perasaan-perasaan yang tidak pernah ia dapatkan, ia tidak sombong waktu itu, ia sangat tulus memberi dan menerima apa yang ia miliki dan apa yang ia dapatkan.
Kehilangan, yang berasal dari kata hilang, dan konon katanya hilang itu sebenarnya tidak ada, hanya yang tidak ada itu berubah wujud, ataupun tergantikan, seperti plastik yang dibakar, sebenarnya plastik itu tidak hilang ketika dibakar, hanya saja berubah bentuk menjadi molekul-molekul yang lebih kecil, bahkan hampir tidak terlihat. Itu analoginya, hingga nanti terdapat pembenaran-pembenarannya.
Berbicara tentang kehilangan, yang paling benar adalah semua orang memiliki ketakutan akan kehilangan, apapun itu. sama seperti dia, selalu takut akan kehilangan seseorang yang ia dapatkan secara keberuntungan itu, tanpa tersadar bahwa setiap langkah dan gerak gerik memiliki konsekuensi yang beragam.
Ada awal ada akhir, ada pertemuan ada perpisahan, tak selang beberapa tahun setelah itu, dia merasakan kehilangan yang sangat dalam, yang sebenarnya bukan kehilangan ataupun hilang, tetapi pergi dan ditinggalkan, itulah kenyataannya. karena logika mengatakan seorang manusia tidak mungkin menghilang.
Sepucuk surat dimulutnya, gelang hitam ditangan kanannya, amanat yang dijaganya, serta tanggung jawab yang ditanggungnya, masih kokoh dibalik hatinya yang rapuh, hatinya yang remuk, tertinggalkan waktu, yang tak beralasan.
Saat mulai berlari, ia tak sadar jika itu jalan yang berlawanan arah, sampai kapanpun tidak akan pernah ada titik temu, namun dengan determinasi yang sangat kuat, ia yakin akan bertemu kembali dengan apa yang ia dapatkan dengan keberuntungan itu.
Sampai dimana waktu yang berbicara, yang menjawab determinasi itu, yang seakan meyakinkan dirinya bahwa determinasi itu tidak ada apa-apanya tanpa keberuntungan.
Waktu juga menyadarkan dirinya bahwa semua yang ia miliki dahulu bukanlah sesuatu yang dapat ia miliki selamanya, segala sesuatu ada pemiliknya.
Tidak ada yang hilang, namun perpisahan, selama-lamanya.
yang didapatkan dengan keberuntungan itu telah diambil oleh pemiliknya.
hanya tersisa raga, tanpa nyawa, dan tak berarti apa-apa.
namun sekarang hanya tinggal nisan, juga tangisan dari mereka yang terambil
Juga kisah, bahwa dirinya memiliki determinasi dalam pencapaian sebuah harapan, meski terlihat samar dan terkesan tidak akan mampu dilewati, tetapi determinasi itu masih hidup untuk menggerakkan dirinya bertemu harapannya, sangat disayangkan keberuntungan tidak ikut serta menghiasi determinasinya itu.
ia dapatkan sebuah jawaban, meskipun menyakitkan, namun itu adalah sebuah pencapaian dari sebuah usaha, yang setidaknya akan lebih kecewa jika ia tidak tahu alasan seseorang yang didapatkannya secara keberuntungan itu pergi meninggalkannya.
dia, makhluk dengan determinasi tinggi, tetapi rapuh ..

Monday, February 8, 2010

Uruslah Urusanmu, Pentingkan Kewajibanmu juga Hak Orang Lain

Sulit memang ketika situasi dan keadaan mengancam sebuah kedudukan, sampai melupakan kewajiban serta hak orang lain, benar adanya ketika mereka mengurus hak-hak dari mereka sendiri, tetapi jangan lupa bahwa dibalik hak-hak kalian itu ada hak dari orang lain, bukankah itu sudah diterapkan dari zaman duduk di bangku sekolah yang paling dasar, tentang hidup bertenggang rasa, keselarasan hidup, dan semua yang tercakup dalam pendidikan ..
Inti dari pencarian itu bukanlah titik dari sebuah masalah, namun solusi dari permasalahan tersebut, serta tindak lanjutnya seperti apa, bukan berputar-putar di sekitar permasalahan itu, bukan penyelesaian yang didapat, tetapi pro dan kontra dari berbagai kalangan, yang akhirnya akan menyudutkan seseorang.
Bukankah lebih penting memperbaiki kerusakan, meningkatkan kualitas dan fasilitas, dan setiap permasalahan dijadikan referensi untuk bergerak dan berfikir lebih inovatif, tetapi ini malah dijadikan sebuah opini publik yang benar-benar membuat miris yang mendengar, dengan menilai secara subjektif, hanya ditujukan pada satu sudut pandang saja, tanpa memikirkan bagaimana tindak lanjut sebuah permasalahan, ingat selalu fakta sosial ini, ada sebab dan akibat, tidak akan ada asap jika tidak ada api. Seseorang dapat berkata sesuatu karena memiliki alasan, bukan tanpa tujuan, dan hanya berdasar intuisi. Jika tidak ada kesalahan tidak mungkin seseorang akan memaki, ketika tidak ada kesempatan maka seseorang tidak akan berkembang, juga tidak ada permasalahan tanpa penyelesaian.
Hemat saya, urus saja urusan-urusan masing-masing, dahulukan kewajiban dan hak orang lain, yang lebih penting, karena ketika kita membicarakan hak, kita sudah mendapatkan itu sejak kelahiran, namun berbicara soal kewajiban, itulah jalan pilihan dari hak kalian, sehingga menjadi tanggung jawab bagi kalian sendiri.
Ketika kita menginjak bangku sekolah, sudah menjadi hak kita untuk mendapatkan pendidikan, tetapi jika tidak mendahulukan kewajiban kita (belajar) setelah mendapatkan hak itu, apa jadinya ?? Ketika kita menjadi dosen, kita memiliki hak untuk mendapatkan gaji, lalu kewajibannya adalah mengajar ..
Coba perhatikan 2 hal tersebut, jika kita mengambil dari satu sisi, kita mengambil hak pendidikan, tetapi kewajiban tidak dijalankan (belajar), apa yang dapat diambil ?? terbodohi selalu mungkin ..
ketika kita menjadi dosen dan akan mendapatkan hak (gaji), tetapi kewajibannya tidak dilakukan, akan mendapatkan gaji jika tidak mengajar ?? tetapi jika kita mendahulukan kewajiban, semuanya akan terjawab .. 2 hal diatas, jika kita mengutamakan belajar, maka ilmu yang diterima dari sistem pendidikan pun akan sangat berguna, faktanya, banyak orang sukses karena belajar, bukan karena sekolah..
jika berfikir sekolah atau pendidikan yang tinggi akan menjanjikan kesuksesan, mungkin hal ini adalah relatif, tetapi coba fikirkan, jika kita mempunyai kesempatan untuk bersekolah atau berpendidikan yang tinggi, bahkan sampai ke luar negeri, bisa dilakukan tanpa belajar ?? Pernahkah terfikirkan bahwa orang-orang sukses yang bersekolah atau berkuliah di luar negeri itu asal muasalnya bagaimana ?? jawabnya, tanggung jawab dengan kewajibannya ..
Mengapa ?? Coba tanyakan pada diri sendiri ..
mungkin yang membaca ini dan sudah sukses akan tersenyum ..
mungkin juga jika yang membaca ini dan belum sukses akan tersadar akan kewajibannya, sebelum memperjuangkan haknya. semoga saja

itulah pilihan ..

Saturday, February 6, 2010

Ketua dan Sekjend BEM Fikom Periode 09/10 ..








MENJEMBATANI SELURUH MAHASISWA FIKOM UNISBA UNTUK BERGERAK BERSAMA MENUJU PERUBAHAN YANG LEBIH MAJU DAN SIGNIFIKAN.

Mohon doa dan dukungannya kawan-kawan ..

Thursday, February 4, 2010

Terjebak Wacana ..

Satu pengartian kembali didapatkan dari hasil penelusuran selama ini, tidak terlalu buruk memang, namun cukup memperjelas, apapun itu memang sebuah fakta lebih aku sukai dan akan terus aku sukai daripada sekedar wacana, bahkan banyak wacana .. Karena ternyata aku pun terjerumus didalam kata ini, sebuah perkiraan yang ternyata aku sendiri dapat mendapatkan hasil yaitu kesalahan dari hasil tafsir selama ini. Cukup miris melihat realita yang ada, dan andai saja langkahku waktu itu tidak untuk mencakup yang lebih besar lagi, tanggung jawab, disini memiliki peran penting dalam segala yang ada sangkut pautnya terhadap hidupku. Cukup untuk mengusap dada, dan lebih bersyukur karena aku tidak terjebak dalam wacanaku sendiri, mirisnya, aku terjebak wacana orang lain.
Harapanku setelah itu, hanyalah dapat membedakan dimana posisi-posisi dari sikap serta ucapan dari apa yang ada disekitarku, karena ternyata, fakta sesungguhnya telah didapatkan, bahwa apa yang dikira itu tidak selalu sesuai dengan kenyataan, dan masih banyak orang-orang yang hanya memiliki wacana untuk dijadikan modal senyuman palsu dan menaikan harkat martabat, dengan nilai-nilai yang mencelakakan keadaan, hingga menyakiti massa.
Tidak membicarakan seseorang atau satu pihak saja, tetapi lingkupnya banyak, dan aku yang berdiri kokoh yang mungkin dianggap badut oleh mereka itu telah mendapatkan apa yang aku dapat, hingga yang berlalu seperti wacana ataupun sikap yang membuat aku kokoh itu seolah hilang dengan berbagai macam ketidakadilan dalam bersosial, berbicara soal kebenaran, yang setiap saat selalu bersifat relatif, dan saat hal yang bersifat normatif selalu disangkut pautkan. Benar adanya kebenaran tidak pernah berpihak, namun kemenangan bersifat mutlak, dimana itu telah terjawab sebuah fakta yang dapat mematahkan semua teori-teori ataupun wacana yang tidak jelas.
Pembenaran adalah sesuatu yang penting dalam berwacana, namun tidak akan berarti apa-apa jika hal itu diutarakan kepada mereka yang tidak mengerti, ibarat sebuah perhatian yang dianggap sebuah pengekangan, sebuah permohonan yang dianggap sebuah pemaksaan, sebuah permintaan yang dianggap perampokan, dan sebuah pemberian dianggap pembayaran.
Kiranya kita harus dapat memilah dan memilih apapun itu, sehingga tidak terjerumus dalam suatu lembah kelam yang dapat membuat diri mengenal suatu kata penyesalan, pembacaan dan penafsiran haruslah dilakukan dengan cara yang sangat benar, pembedaan antara wacana, doa, dukungan, dan bantuan, karena semua seakan terlihat sama, tetapi faktanya dapat bersifat kamuflase. Dan untuk semuanya, semuanya, berhati-hatilah dalam lisanmu, sebelum itu menyakiti massa, menyakitimu.

Wednesday, January 13, 2010

the Other Side of ...

tak lama setelah perjalanan panjang ., ada kalanya itu harus beristirahat ., tapi ku hanya berharap tidak semuanya berjalan lamban ., dimana titik itu ada ., harus ada pula titik dimana aku berdiri ., dan meneruskan segalanya ..
mengharapkan semuanya terasa indah ., dengan suatu hasil yang sangat signifikan ., walau tak kunjung tiba ., aku rindu itu .. sungguh rindu ..
awal ku diam ., awal ku bicara ., namun satu inti dibalik itu semua ., aku kesepian ..
sekiranya aku bisa memberi solusi ., terkecuali pada diriku sendiri ., semua seakan hilang tertiup angin ., tersapu ombak ., terbakar api ., terkubur tanah ., dan kiranya ku dapat terus berdiri melawan itu semua selama mungkin ..
tak pernah terpikir olehku ., dimana seharusnya aku bukanlah seorang aku yang sekarang ., dengan semua aku di dahulu ., seharusnya aku memiliki sifat serta sikap yang dapat terbilang abnormal ., namun semuanya ku tepis ., dimana aku membentuk diri secara sengaja dengan dibekali akal serta fikiran yang selalu membawa ke jalan yang lebih logis .,
menetap di sebuah pulau dan berharap hanya 1 orang yang mengerti itu menemani aku ., selamanya ., sekiranya itu sekarang terfikir masih jauh ., dan semakin jauh ., menepis semua angan dan harapanku ., walau kubenci hal yang membunuh suatu harapan ., tetapi tak dapat tersangkal ., harapanku telah ternoda ..
tak ada sama sekali keberadaan diriku yang dapat kubanggakan ., semuanya terlihat semu ., terlihat abstrak ., pola fikir yang luar biasa pun tak pernah dihasilkan oleh otakku ., perkataan bijak tak pernah aku lontarkan ., sikap yang terpuji tak pernah aku tunjukkan ., tidak ada yang menarik didalam diriku ..
sekiranya semua mengira akulah si pesimis itu ., tidak .. sungguh ., aku hanya sedikit meneteskan air mata meskipun tanganku masih mengukirkan tulisan ini .. aku masih sanggup berjalan ., bahkan berlari ., aku hanya merasa kesepian ..
aku tak pernah berharap diperdulikan dimanapun ., namun kiranya aku yang berusaha perduli dan mengerti apapun ., dan aku berusaha untuk tidak menjadi seorang munafik ., bahwa sedikitnya aku pun ingin wadah untukku sendiri berbagi ., berbagi semua keluh kesahku ., berbagi kekesalanku ., berharap solusi ., bukan hanya jawaban "sabar ., takdir ., nasib ., dsb" .. aku sudah tahu dengan kata-kata itu semua ., aku mengerti ., aku hanya ingin solusi ..
mengapa ?? apakah aku terlalu kaku ?? terlalu monoton ?? terlalu membingungkan ?? terlalu aneh ?? terlalu menyedihkan ?? terlalu kasihan ?? aku tak pernah menganggap itu semua ., aku sama seperti kalian ., dilahirkan ., dibesarkan ., disekolahkan ., lalu apa ??
malas dengarku cerita ?? ya ., karena ceritaku selalu berbeda ., kenapa ?? terlalu panjang ., ya ., agar kalian mengerti ., kenapa ?? aku mengharap solusi ..
andai itu semua dimengerti ., pasti yang mendengar memelukku ., tidak menyangka bahwa itu aku ., bertolak belakang dengan semua senyumku ., berbeda dengan keadaan yang ada padaku ., mungkin juga dianggap cerita ngawur ., history pahit ., atau bahkan mengada-ada ., disebutlah aku makhluk kaku ., disebutlah aku makhluk pendramatisir ., disebutlah aku romantis ., disebutlah aku pesimis ., atau bahkan optimis ., disebutlah aku tegar ., disebutlah aku rapuh .,
yang jelas aku .,
kesepian ..

Thursday, January 7, 2010

Politik Kampus (Fikom Unisba) yang Membingungkan

Diskusi telah dilakukan ., rekomendasi telah disebutkan ., dan solusi telah ditemukan ..
aku kira sebelumnya ., bahwa ini semua berkaitan dengan kepentingan ., ternyata tidak ., mereka yang mendukungku menyuarakan demi kepentingan Fikom Unisba ., mereka hanya menitipkan aspirasi serta masukan untuk Fikom yang lebih baik ., tidak ada kepentingan organisasi yang lainnya ., sungguh mencengangkan ., karena itu sebelumnya dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan ., namun faktanya ., tidak sama sekali ..
Diskusi itu dilakukan hanya 6 orang ., yaitu aku ., Levana ., Ucup ., Hari ., mereka bertiga adalah pengurus BEM Fikom periode 2008-2009 ., dan 2 orang lagi ialah Vidi (Aktifis kampus dari organisasi FAMU) dan juga Ipuy (Nurani Fitri) sebagai ketua DAM periode 2009-2010 .. semuanya menyuarakan bagaimana nasib Fikom di generasi kita ., 2007 ., serta peta kekuatan dari 2007 sendiri ., sehingga muncullah rekomendasi agar aku maju untuk mencalonkan diri menjadi Calon Ketua BEM Fikom .,
namun karena ada sesuatu hal yang membuat aku tidak bisa mencalonkan sebagai ketua BEM Fikom ., selanjutnya aku merekomendasikan Levana untuk maju menjadi calon Ketua BEM Fikom selanjutnya ., lalu mereka ber 5 merekomendasikan aku untuk menjadi SekJend periode kepemimpinan Levana ., sekaligus mendampingi serta mem-Back up Levana ., dan Levana pun mengaku siap ., aku sendiri ., siap ..
untuk semuanya ., semuanya ..
mohon doa serta dukungannya ., agar semua rencana ., harapan ., serta impian kita terwujudkan ., guna memajukan Fikom Unisba .,
aku menjanjikan sebuah fakta ..
dimana semua tanggung jawab itu akan direalisasikan ..
tidak ada kata No Action Talk Only ..
dan tidak ada kata Bacot ON Skill OFF

tetapi semuanya akan dibayar oleh Fakta ..
karena aku mencintai sebuah Fakta ..
semoga saja ..

Friday, January 1, 2010

Dua Ribu Sepuluh

hari berganti ., bulan berganti ., tahun pun berganti .,
ganjil berganti genap ., jalan terlihat panjang ., semakin banyak pilihan.. itulah hidup ., namun patut kita isi dengan penuh makna ., demi satu tujuan ., kebahagiaan ..
satu tentang semuanya ., arti hidup ., penuh dengan paradigma ., serta kamuflase yang dibuat diri serasa indah ., sehingga semuanya terlihat rumit ., sulit .,
namun itu semua tidak akan terlihat seperti itu ., jika kita dapat menggenggam satu ., yaitu kunci ., kunci dari kehidupan ., kehidupan yang diinginkan .. sehingga dapat mengenal diri serta apa yang ada pada pandangan kita ..
untuk apa hal yang tidak penting dipertanyakan ?? tetapi hal penting tidak dilakukan ., untuk apa memikirkan yang tidak penting ., jika tujuan ditelantarkan ., terasa makhluk berlogika ., namun kalah oleh logika nya sendiri ., terasa memiliki retorika lebih ., namun tidak ada yang dapat diperbuat ., mempertanyakan kondisi terhadap orang lain ., namun dengan semua omong kosong ., sekiranya dapatlah memikirkan sebelum apa itu akan terucap ., sebelum lingkarannya menertawakannya ..
dengan ini tidak perlu berlebih ., seperti kata mereka ., hanya kata "cukup" untuk membawa kita menuju gerbang kebahagiaan .. tidak perlu berlebih kiranya untuk menjadi superior ., cukup memanfaatkan apa yang ada dalam diri ..
semoga di tahun 2010 ., kita semua menjadi manusia yang superior .,
yah .. superior ..
 
 
Blogger Templates